Nama : Dini Rezki Ramadhani
NPM : 12216116
Kelas : 3EA17
NPM : 12216116
Kelas : 3EA17
Inovasi Anggota Koperasi Wanita di Malang Berbisnis dari Rumah
Liputan6.com, Malang - Erika Tidar Kusumawati berdiri di
depan etalase, di rumahnya Jalan Prenjak Timur, Sukun, Kota Malang,
Jawa Timur. Sore itu, ia sibuk melayani beberapa pelanggan yang datang membeli
pulsa telepon seluler pra bayar maupun token listrik.
Di rumahnya, salah satu kampung padat penduduk di Kota Malang. Erika membuka layanan pembelian
pulsa serta loket pembayaran online dengan sistem Payment Point Online Bank
(PPOB). Para pelanggannya sebagian besar adalah para tetangga di kampung.
"Biasanya mulai ramai datang ke sini sejak sore sampai malam,"
kata Erika di Malang, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Ia melayani pelanggan dengan SBW Mobile, aplikasi
berbasis android yang diinstal pada telepon cerdas miliknya. Aplikasi itu
disediakan Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita (Kopwan SBW) Malang,
Jawa Timur untuk diunduh para anggotanya.
"Mulai usaha ini sejak Juli lalu, tepat setelah aplikasi diluncurkan
koperasi," tutur Erika yang sudah tiga tahun jadi anggota koperasi
tersebut.
Pada aplikasi SBW Mobile memang dilengkapi sejumlah fitur. Meliputi
layanan pembelian token listrik, bayar tagihan air PDAM, rekening listrik,
Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, isi pulsa, paket data,
mengecek total tagihan dan lain sebagainya.
Ada layanan top up untuk mengisi saldo. Duit yang digunakan untuk top up
bersumber dari simpanan mana suka harian (Simara) anggota koperasi. Simara
layaknya tabungan, tak ada batas setoran dan bisa diambil kapanpun termasuk
mengisi saldo aplikasi.
"Semua transaksi saya langsung ke koperasi dengan duit Simara itu.
Kalau tidak lewat koperasi ya bisa repot karena harus satu per satu mengurus
layanannya," ujar Erika.
Setiap bulan, nilai transaksi pembelian pulsa maupun pembayaran online
yang dilayani Erika bisa mencapai Rp 8 juta – Rp 10 juta. Dari seluruh
transaksi digital itu, ada keuntungan 15 persen – 20 persen yang didapat.
"Lumayan penghasilan tambahan. Kalau dari pembagian sisa hasil usaha
koperasi hanya dapat sedikit karena memang jarang pinjam," ujar Erika.
Meski demikian, satu yang belum ada dalam aplikasi ini adalah layanan
pembayaran iuran anggota termasuk transaksi pinjaman. Pengembangan aplikasi ini
yang jadi pekerjaan berikutnya pengurus Kopwan SBW Malang,
Jawa Timur, berikutnya
KSU SBW Malang, Jawa Timur,
menyediakan SBW Mobile dan bisa diunduh gratis. Namun, hanya bisa diaktifkan
oleh mereka yang tercatat sebagai anggota koperasi saja. Ada admin yang akan
mengaktifkan aplikasi setelah memasukkan kode tertentu milik anggota koperasi.
"Kalau mau menggunakan aplikasi ini ya harus lebih dulu mendaftar
jadi anggota kami," kata Sri Untari, Ketua Koperasi Setia Budi Wanita
Malang, Jawa Timur.
Dari total 9.400 anggota koperasi, memang baru separuh di antaranya
memiliki telepon cerdas berbasis android. Mereka yang belum punya akan
difasilitasi koperasi, disediakan di gerai dengan cara mengangsur. Sejak
aplikasi ini diluncurkan, sudah diunduh sekitar seribu kali.
"Selain memudahkan anggota bertransaksi, aplikasi ini bisa jadi
peluang bisnis. Sekarang baru anggota usia muda yang sudah memanfaatkannya
untuk buka usaha," tutur Untari.
Nilai transaksi keuangan memanfaatkan aplikasi itu diperkirakan baru
mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Ada skema dari tiap transaksi itu, dari
keuntungan yang didapat koperasi, 50 persen akan dikembalikan pada anggota
dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
"Kalau yang memanfaatkan untuk usaha ya tentu mereka mendapat
keuntungan lebih," ujar Untari.
Pengurus koperasi menginginkan layanan dalam aplikasi ini bisa lebih
lengkap lagi. Misalnya, memfasilitasi transaksi iuran maupun pinjaman anggota
secara digital. Termasuk pelaporan berkala perkembangan koperasi pada anggota
diharapkan juga bisa disajikan.
"Itu yang masih jadi harapan kami. Bahkan kalau bisa jadi pasar
online, tempat para anggota memasarkan produk usaha mereka," kata Untari.
Sebelum era digital, anggota didorong berwirausaha seperti berjualan
makanan, kerajinan dan lain sebagainya. Agar punya ekonomi tambahan, tak hanya
mengandalkan pendapatan suami. Spiritnya, agar perempuan mandiri, rasional
dalam mengelola keuangan.
"Sekarang kami bikin model digital, agar para perempuan terutama ibu
rumah tangga buka usaha dari situ. Cukup dalam genggaman, bisa bekerja tanpa
perlu meninggalkan rumah," ujar Untari.
Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3667360/inovasi-anggota-koperasi-wanita-di-malang-berbisnis-dari-rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar